Sorotan Merah Putih. Com.
HALMAHERA SELATAN – Setelah beberapa waktu vakum akibat menjalani perawatan dan perbaikan rutin di dok, kapal feri KMP LOMPA akhirnya dipastikan kembali beroperasi. Kapal milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) itu akan memulai pelayaran perdananya pada Jumat malam, 25 September 2025, pukul 22.00 WIT, dari Pelabuhan Feri Sayoang, Kabupaten Halmahera Selatan, menuju Kota Ternate, Maluku Utara.
Kepastian ini disambut gembira masyarakat, khususnya para pengguna jasa transportasi laut yang selama beberapa pekan terakhir harus mencari alternatif perjalanan lain akibat berhentinya operasi KMP LOMPA. Banyak warga yang mengeluhkan biaya perjalanan semakin tinggi dan waktu tempuh lebih lama tanpa kehadiran kapal feri tersebut.
“Dengan beroperasinya kembali KMP LOMPA, kebutuhan mobilitas masyarakat baik untuk keperluan ekonomi, pendidikan, maupun pelayanan kesehatan dapat kembali terpenuhi. Kami berharap masyarakat bisa memanfaatkan layanan ini dengan baik,” ungkap salah satu pejabat Unit Penyelenggara Pelabuhan Sayoang.
Pelayaran malam hari ini dipilih agar penumpang bisa lebih leluasa mengatur jadwal perjalanan, sekaligus mendukung kelancaran distribusi barang dan kebutuhan logistik dari Halmahera Selatan menuju Ternate.
Sejumlah pedagang juga menyatakan rasa lega mereka. Selama KMP LOMPA tidak beroperasi, distribusi barang dagangan, terutama sembako dan kebutuhan pokok, mengalami hambatan dan menyebabkan harga di pasaran sempat melonjak.
“Kalau kapal feri sudah jalan lagi, harga barang bisa stabil. Karena ongkos kirim lewat kapal cepat atau jalur lain itu cukup mahal,” tutur salah seorang pedagang di Bacan Timur.
Pihak pengelola kapal menegaskan bahwa sebelum kembali beroperasi, seluruh aspek keselamatan telah diperiksa secara menyeluruh, mulai dari mesin, lambung kapal, hingga fasilitas penunjang di atas kapal. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keamanan serta kenyamanan penumpang.
Dengan beroperasinya kembali KMP LOMPA, diharapkan jalur transportasi laut Sayoang–Ternate dapat kembali normal, mengingat rute ini merupakan salah satu jalur vital yang menghubungkan pusat pemerintahan di Halmahera Selatan dengan ibu kota provinsi Maluku Utara.