Iklan

Maudu’ Anrong Guru Bontolebang: Gema Cinta Rasul dan Tuntutan Pemimpin Adat Baru

Kamis, 18 September 2025, September 18, 2025 WIB Last Updated 2025-09-19T00:47:33Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Bontolebang,-Perayaan Maudu’ (Maulid Nabi Muhammad SAW) kembali digelar di Anrong Guru Bontolebang dengan khidmat. Acara ini dihadiri ratusan keturunan dan murid-murid I Dato’ Ri Bontolebang lintas generasi yang datang secara sukarela dari berbagai daerah.19/09/25

Sekretaris Umum Lembaga Adat Kerajaan Bajeng (LAKB) Ahmad Baso Karaeng Tenreng dan Ketua Umum Toa’ Oke’ Family turut hadir mewakili keluarga besar Kerajaan Bajeng. Dalam sambutannya, Karaeng Tenreng menyampaikan permohonan maaf dari Raja Bajeng ke XIX yang berhalangan hadir dan berharap ke depan dapat berjumpa dengan seluruh pewaris Anrong Guru Bontolebang.

Ia juga menyarankan agar pewaris Anrong Guru Bontolebang mengadakan pemilihan ketua pemangku adat sebagai penghubung resmi dengan pemerintah, lembaga adat, dan instansi terkait. “Setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan itu,” ujar Karaeng Tenreng mengutip hadits sahih.

Dalam peringatan ini, para tokoh adat menegaskan bahwa Maulid bukanlah perayaan ulang tahun Nabi, melainkan wujud kecintaan kepada Rasulullah SAW. Riwayat silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW hingga Nabi Ibrahim AS turut disampaikan untuk menegaskan kemuliaan nasab beliau.

Pihak media mengonfirmasi ke Lurah Bontolebang melalui pesan dan panggilan WhatsApp. Sekitar pukul 19.12 WITA, Lurah membalas bahwa tidak ada penyampaian resmi dari panitia mengenai kegiatan tersebut. Lurah berharap ke depan pewaris Anrong Guru Bontolebang dapat berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan agar acara serupa berjalan lebih tertata.

Maudu’ Anrong Guru Bontolebang menjadi bukti kuatnya tradisi lokal dalam memuliakan Nabi Muhammad SAW sekaligus menjaga silaturahmi antargenerasi. Pesan budaya Bugis-Makassar pun disampaikan lewat petatah-petitih adat:

> “Manna bukuja kutete, Manna cerak kulimbang, Antakle tonja, Punna sirik natappelak.”
(Petuah I Tolok Daeng Magassing – tentang pentingnya kehormatan dan persatuan.)

Perayaan ini menegaskan bahwa kecintaan kepada Nabi dan pelestarian adat dapat berjalan seiring, menjaga harmoni antara nilai religius dan kearifan lokal.
Komentar

Tampilkan

Terkini